TANAHDATAR,- Galo Gandang sebuah Jorong Di Nagari Tiga Koto, Kecamatan Rambatan memiliki warisan budaya kerajinan tangan leluhur yang lahir dari perjuangan hidup dan kearifan lokal masyarakat setempat, yang dikenal gerabah, pariuak atau tarenang, balango tercipta dari tanah liat yang diolah dengan kesabaran dan keteguhan hati.
Wali Nagari Tiga Koto Willy Adha mengatakan Balango Galo Gandang setelah di jadikan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kemendikbud RI tahun 2022 lalu, guna melestarikannya pihaknya telah sudah dua kali menggelar pameran.
“Pameran pertama digelar pada tahun 2024 lalu, dan pada saat ini,” ujarnya kepada wartawan media ini, Senin (29/12/2025), di halaman balai adat Galo Gandang.
Dikatakan dia, pameran yang digelar ini, dalam upaya melestarikan warisan budaya tak benda Balango Galo Gandang.
“Ia bukan sekadar benda pakai, melainkan saksi bagaimana masyarakat bertahan dan berjuang menyiasati hidup dengan segala keterbatasan,” katanya.
Disebutkan Willy Adha, sejarah Balango Galogandang bermula dari masa ketika hidup menuntut kemandirian.
“Tanah diolah, dibentuk, dan dibakar dengan cara sederhana, mengandalkan tenaga, waktu, dan ketelatenan. Setiap prosesnya adalah kerja keras. Tangan yang lelah, panas api pembakaran, serta kegagalan yang berulang menjadi bagian dari perjalanan sebelum menghasilkan Balango yang utuh dan layak digunakan,” ungkapnya.
Dari proses inilah, katanya lahir ketangguhan, semangat pantang menyerah, serta nilai kebersamaan yang terus diwariskan.
“Di balik bentuknya yang sederhana, Balango Galogandang menyimpan kisah perjuangan yang sunyi namun bermakna,” terangnya.
Ditambahkan dia, bahwa hasil yang bernilai tidak lahir dari jalan yang mudah, melainkan dari proses panjang yang dijalani dengan kesabaran dan keikhlasan.
“Balango menjadi simbol daya tahan hidup, keuletan, serta kecerdasan lokal dalam menjaga martabat dan jati diri,” tuturnya.
Willy menyebutkan pameran tidak hanya sekedar menampilakan produk hasil kerajinan balango, tetapi juga sekaligus meresmikan galeri balango.
“Produk hasil kerajinan balango, akan dipamerkan di galeri ini, agar bisa dinikmati oleh umum, ” sebutnya.
Ia menjelaskan, pameran yang dikemas secara swadaya masyarakat ini, juga memamerkan produk UMKM, makan bajamba, pertunjukan seni budaya, dan pidato pasambahan, serta pengukuhkan komunitas sanggar budaya minang salawat dulang Kabupaten Tanah Datar.
“Pameran ini digelar, membangkitkan kembali memori masyarakat terhadap warisan budaya masa lampau tradisional minangkabau, ” pungkasnya.
Pameran yang berlangsung sehari penuh itu, dibuka oleh Sekretaris Dinas Parpora Popi Azis, dihadiri Sekretaris Dinas Nakerin Widya Anas, anggota tim percepatan pembangunan daerah Afrizal, dan tokoh masyarakat setempat, serta perantau yang pulang kampung mengisi liburan. (Nas)

