SAWAHLUNTO – Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkesdaldukkb) Kota Sawahlunto merampungkan Rapat Evaluasi Program Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) pada Kamis, 25 September 2025 di Aula Dinkes.
Rapat ini menghasilkan sejumlah keputusan penting yang akan memengaruhi pengelolaan data kesehatan ibu dan anak serta kualitas layanan kesehatan di lapangan.
Hasil Evaluasi Program Kesehatan Ibu dan Anak Sawahlunto
Beberapa poin utama yang disepakati dalam rapat evaluasi KIA antara lain:
1. Pendataan Sasaran Kesehatan Lebih Akurat
Puskesmas diwajibkan untuk memperbarui data ibu dan anak secara realtime. Langkah ini bertujuan agar program dan bantuan kesehatan, termasuk gizi dan imunisasi, dapat lebih tepat sasaran.
2. Fokus pada Mutu Gizi Ibu Hamil
Mutu gizi ibu hamil kini mendapat perhatian khusus. Tiga indikator utama yang dipantau meliputi:
- IMT (Indeks Massa Tubuh)
- LiLA (Lingkar Lengan Atas)
- TBBJ (Taksiran Berat Badan Janin)
3. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Lokal
Pemberian PMT lokal akan lebih fleksibel dan disesuaikan dengan kondisi serta ketersediaan bahan pangan daerah. Hal ini memastikan makanan tambahan yang diberikan relevan, bergizi, dan sesuai budaya setempat.
4. Semua Persalinan Wajib Tercatat di Faskes
Dinkes menetapkan standar baru agar seluruh persalinan terlapor di fasilitas kesehatan (faskes). Termasuk persalinan yang ditangani di Tempat Praktik Mandiri Bidan (TPMB), sehingga tercatat resmi sebagai persalinan di bawah layanan kesehatan.
Komitmen Dinkes Sawahlunto
Melalui evaluasi ini, Dinkesdaldukkb Kota Sawahlunto menegaskan komitmennya untuk memperkuat pelayanan KIA.
“Kami menempatkan kesehatan ibu dan anak sebagai prioritas utama. Dengan data yang akurat, layanan yang terstandar, serta perhatian pada gizi, kami yakin dapat mewujudkan generasi Sawahlunto yang sehat dan berkualitas,” terang perwakilan Dinkesdaldukkb.
Menuju Generasi Sehat dan Berkualitas
Dengan hasil evaluasi ini, Pemerintah Kota Sawahlunto berharap masyarakat dapat lebih mendukung program kesehatan ibu dan anak, sehingga angka kesehatan meningkat dan risiko stunting dapat ditekan. (*)
