TANAH DATAR – Pemerintah Kabupaten Tanah Datar kembali menghadirkan inovasi di sektor pertanian melalui program unggulan Babendi (Bantuan Bertanam Padi).
Program ini menjadi kelanjutan dari program layanan bajak sawah gratis dan dirancang untuk meringankan beban biaya tanam padi yang selama ini dikeluhkan petani.
“Program ini bertujuan menekan beban petani dalam mengurangi biaya tanam. Babendi merupakan terobosan lanjutan dari program bajak gratis yang kita jalankan demi mewujudkan ketahanan pangan di Kabupaten Tanah Datar. Untuk itu, kami mohon doa dan dukungan masyarakat agar bantuan ini benar-benar tepat sasaran,” ujar Bupati Eka Putra saat peluncuran program tersebut di halaman Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Sungai Tarab Kamis, (2/10/2025).
Eka Putra menjelaskan, gagasan Babendi lahir dari pengamatan langsung di lapangan, di mana banyak petani penggarap dengan lahan terbatas masih kesulitan menanggung biaya tanam, terutama pada sistem tanam padi.
“Inilah bentuk keberpihakan pemerintah daerah terhadap petani. Babendi adalah solusi konkret untuk meringankan beban mereka,” tegasnya.
Lebih lanjut, Bupati menyebutkan program ini telah masuk dalam RPJMD Tanah Datar 2025–2029 sebagai salah satu program unggulan di sektor pertanian.
Didukung langsung oleh Kementerian Pertanian RI, Babendi akan memberikan bantuan benih padi dan optimalisasi lahan dengan total anggaran Rp17 miliar untuk luas lahan sekitar 5.476 hektare.
“Babendi bukan hanya bantuan, tetapi momentum memperkuat kemandirian pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani Tanah Datar. Mari kita bersama-sama dukung program unggulan ini demi ketahanan pangan daerah dan nasional,” pungkasnya.
Kepala Dinas Pertanian Tanah Datar Sri Mulyani mengungkapkan bahwa sektor pertanian menjadi tulang punggung perekonomian daerah, di mana 70 persen masyarakat menggantungkan hidupnya dari sektor ini.
Kontribusi pertanian terhadap PDRB Tanah Datar bahkan tercatat paling besar dibanding 17 lapangan usaha lainnya, yakni sekitar 27,16 persen dengan padi sebagai komoditas utama.
Melalui program Babendi, petani akan mendapat bantuan biaya tanam sebesar Rp800 ribu per hektare dengan syarat tergabung dalam kelompok tani dan terdaftar di Simluhtan.
“Program ini diharapkan mampu mengefisiensi biaya produksi, meningkatkan produktivitas, hingga berdampak pada peningkatan pendapatan petani,” ungkap Sri Mulyani. (*)