KABUPATEN SOLOK – Pemerintah Kabupaten Solok menegaskan komitmennya memperkuat sektor pertanian dan mendorong investasi produktif sebagai strategi utama dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah.
Hal itu disampaikan Wakil Bupati Solok, Candra, saat menjadi narasumber dalam Rapat Koordinasi Perekonomian Sumatera Barat Tahun 2025 di Auditorium Gubernur Sumbar, Senin, (20/10/2025).
“Kalau kita dukung sektor pertanian, dampaknya langsung dirasakan masyarakat dan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Solok,” ujar Candra.
Pada kesempatan itu, Wabup Candra juga menyinggung persoalan tambang ilegal yang selama ini merugikan daerah dan merusak lingkungan.
Pemkab Solok, katanya, telah mengusulkan legalisasi pada 13 titik tambang kepada Gubernur Sumbar agar dikelola secara resmi oleh Koperasi Merah Putih.
“Tambang ilegal tidak memberi manfaat bagi daerah, bahkan dikuasai pihak luar. Dengan legalisasi dan pengelolaan berbasis koperasi, potensi ini akan lebih produktif dan berkeadilan,” tegasnya.
Selain pertambangan, Candra juga memaparkan potensi unggulan komoditas kopi Solok yang telah dikenal sejak masa kolonial.
Saat ini, Kabupaten Solok mendapat dukungan dari Kementerian Pertanian untuk pengembangan 2.000 hektare lahan kopi, termasuk revitalisasi 1.050 hektare kebun kopi lama di Junjung Sirih.
Namun, akses jalan menuju kawasan itu masih menjadi kendala karena melintasi hutan suaka alam.
“Kami berharap ada solusi konkret dari pemerintah pusat, agar potensi kopi ini bisa dimanfaatkan secara maksimal,” ungkapnya.
Tidak hanya di sektor pertanian, Wabup juga memaparkan perkembangan investasi panas bumi (geothermal) di Kabupaten Solok.
Untuk proyek Koto Sani yang dikelola EDC, disebut sudah menemukan titik terang. Namun, untuk proyek di Batu Bajanjang, Pemkab akan melakukan evaluasi ulang karena mempertimbangkan aspek keselamatan dan lingkungan.
“Kami tidak ingin investasi justru menimbulkan masalah lingkungan seperti kasus Lapindo. Karena itu, semua proses harus hati-hati dan berpihak pada masyarakat,” tegasnya.
Di akhir pemaparannya, Candra menegaskan bahwa keberhasilan pengelolaan sektor strategis seperti pertanian, pertambangan, energi, dan investasi daerah membutuhkan sinergi erat antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten.
“Dengan dukungan semua pihak, kami optimistis pertumbuhan ekonomi Kabupaten Solok akan terus meningkat tanpa mengabaikan kelestarian lingkungan,” pungkasnya. (*)

