PADANG – Klinik Pratama Buah Hati Kota Padang berhasil masuk lima besar nominasi terbaik nasional dalam kategori potensi Pasangan Usia Subur (PUS) lebih dari seribu.
Penilaian dilakukan langsung oleh tim Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN, secara hybrid di ruang Asisten Setda Kota Padang, Selasa (16/9/2025).
Direktur Klinik Pratama Buah Hati, Damsiar, menjelaskan klinik yang dipimpinnya berkomitmen menghadirkan layanan kesehatan non-rawat inap yang berkualitas.
“Kehadiran Klinik Pratama Buah Hati diharapkan memberi manfaat dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tidak hanya di Kelurahan Bandar Buat, Kecamatan Lubuk Kilangan, tetapi juga di Kota Padang secara umum,” ungkapnya.
Damsiar menceritakan, klinik ini berawal dari praktik bidan yang sudah ia jalani lebih dari 20 tahun. Seiring meningkatnya kebutuhan layanan kesehatan, pada Agustus 2023 Klinik Pratama Buah Hati resmi berdiri, dan mulai bekerja sama dengan BPJS Kesehatan pada November 2023.
Nama Buah Hati sendiri diambil dari sebutan sebelumnya yaitu TPMB Buah Hati. Buah hati berarti kasih sayang untuk anak, dan itu semangat yang ingin hadirkan di klinik itu.
Kini, klinik tersebut memiliki fasilitas lengkap mulai dari ruang pendaftaran, pemeriksaan umum, KIA/KB, gigi, fisioterapi, UGD, depo obat, ruang laktasi, konseling, hingga ruang pencegahan infeksi. Tenaga medisnya terdiri dari lima dokter umum, satu dokter gigi, dua bidan, satu fisioterapis, dua apoteker, dan satu tenaga administrasi.
Dijelaskannya, kelurahan Bandar Buat sendiri memiliki 11.471 penduduk dengan 1.771 PUS dan 1.870 WUS. Dari jumlah itu, 994 orang tercatat sebagai peserta KB aktif atau sekitar 56,12 persen.
Untuk meningkatkan cakupan layanan, Klinik Buah Hati menghadirkan sejumlah inovasi. Salah satunya Gabete (Gratis Ber-KB dengan KTP), di mana akseptor KB bisa mendapat layanan gratis hanya dengan menunjukkan KTP, meski bukan peserta FKTP di klinik tersebut.
Selain itu, ada program Anak Asuh Cegah Stunting, berupa pemberian bantuan susu, telur, gula, kacang hijau, hingga uang tunai setiap dua bulan kepada anak penderita stunting.
“Kami ingin memastikan akses KB terbuka untuk semua tanpa terkendala status kepesertaan. Program anak asuh ini juga bagian dari upaya menekan angka stunting,” jelas Damsiar.
Sebagai bentuk keberlanjutan layanan, Klinik Buah Hati juga menyediakan pendampingan pasca-layanan melalui grup WhatsApp agar pasien tetap mendapat bimbingan kesehatan. Atas inovasi tersebut, klinik ini sudah meraih penghargaan Klinik Swasta Terbaik I tingkat Provinsi Sumbar serta penghargaan IVA Test.
Sementara itu, Direktur Bina Akses Pelayanan KB, Ruri Mutia Ichwan menegaskan, keberadaan klinik dan TPMB menjadi garda terdepan dalam mendampingi masyarakat mewujudkan hak reproduksi yang sehat dan bertanggung jawab.
“Saat ini isu stunting menjadi perhatian utama pemerintah. Klinik dan TPMB terbukti efektif dalam pelayanan KB, terutama metode kontrasepsi jangka panjang,” ujarnya. (*)