PEKANBARU – Gubernur Riau, Abdul Wahid, menyoroti masih tingginya angka putus sekolah di provinsi tersebut. Hal itu disampaikannya saat Malam kebersamaan antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau dan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI di Gedung Daerah Balai Serindit, Jumat (19/9/2025).
Menurutnya, kondisi ini cukup memprihatinkan mengingat Riau terdiri dari 10 kabupaten dan 2 kota dengan jumlah penduduk mencapai 7 juta jiwa.
“Banyak faktor yang membuat anak-anak kita putus sekolah, mulai dari jarak tempuh yang jauh hingga kondisi ekonomi keluarga. Kami ingin memastikan anak-anak Riau tidak ada yang tertinggal dari pendidikan,” tegasnya.
Wahid menekankan bahwa pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang akan menentukan masa depan daerah. Menurutnya, membangun infrastruktur fisik memang penting, tetapi peningkatan kualitas sumber daya manusia jauh lebih utama.
“Kita ingin anak-anak Riau bukan hanya cerdas dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga kuat dalam karakter dan akhlak. Dengan begitu, mereka akan tumbuh menjadi generasi yang mampu memimpin daerah ini di masa depan,” katanya.
Ia juga menegaskan komitmen Pemerintah Provinsi Riau untuk memperluas akses pendidikan melalui sejumlah program, salah satunya pemberian beasiswa bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.
“Kami tidak ingin ada anak-anak di pelosok yang kehilangan kesempatan hanya karena keterbatasan biaya atau jarak. Pemerintah harus hadir, dan kami akan berusaha keras menghadirkan solusi,” tambah Wahid.
Sementara itu, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Abdul Mu’ti, yang turut hadir, menyatakan bahwa Riau memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pengembangan pendidikan di wilayah Sumatera.
Menurutnya, kekayaan budaya dan sumber daya alam yang dimiliki Riau dapat menjadi penopang dalam mencetak generasi unggul.
“Tantangan pendidikan saat ini bukan hanya soal akses, tetapi juga kualitas pembelajaran. Kita perlu memastikan anak-anak tidak hanya bersekolah, tetapi juga benar-benar belajar dengan baik dan memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan,” ujar Mu’ti. (*)